salam

In Nadya's Mind..

ƪ(˘⌣˘)┐ƪ(˘⌣˘)ʃ┌(˘⌣˘)ʃ nadyatitik.blogspot.com ƪ(˘⌣˘)┐ƪ(˘⌣˘)ʃ┌(˘⌣˘)ʃ

Rabu, 16 Februari 2011

Bencana UAN , Refleksi Try Out Januari 2011

Try Out UAN SMP yang diadakan diknas baru saja lewat jumat kemarin.
Kalau tidak ada perubahan berarti, mungkin UAN akan menjadi bencana besar bagi anak-anak Indonesia.

Kenapa?
Try Out adalah bayangan UAN ke depan, karena itu penyelenggraaannya diusahakan semirip situasi aslinya.
Bahkan dengan "TEGAS" super "PEDE" pengawas mengatakan
"Tidak ada pertanyaan, atas soal, kerjakan saja."
Mantap...
Tapi sayangnya ini PEDE tidak pada tempatnya


Kesalahan fatal pertama:
BANYAK SOAL SALAH
Bayangkan saja hampir di setiap mata pelajaran yang diujikan ada soal yang kasat mata salah (Salah ketik, salah cetak dsb).

Pada pelajaran bahasa Inggris ada soal seperti ini:
Arti dari kata yang digarisbawahi pada kalimat tersebut adalah:.... (Padahal di soal tersebut tidak ada kata yang digarisbawahi).


Pada pelajaran matematika ada soal:
Luas bangunan yang diarsir adalah.....(Padahal digambar tersebut tidak ada yang diarsir, jadi bagaimana tahu jawabannya).

Luas bidang tanah 1/3 diberi ke A, 5/6 diberi ke B, sisa 30 cm untuk C.

Berapa jatah B?
Padahal jumlah tanah yang sudah dibagikan sudah lebih dari 100% atau 7/6 (logikanya tidak boleh lebih dari 6/6)

Ada pertanyaan seperti ini:
Berdasarkan denah tersebut maka posisi ada di (Tapi di soal tersebut denah tidak tercetak).

Ada juga soal yang jawabannya 432000 tapi tertulis 423000 (Salah ketik)

Bahkan ada guru matematika yang bilang di soal matematika paket 7 ada 9 soal yang tidak ada jawabannya. Bayangkan 9 salah soal dari 40 soal. Kalau benar semua tidak mungkin dapat nilai 8 dan kalau dianulir, tidak fair.

Pada pelajaran Bahasa Indonesia ada salah soal seperti ini:
Tuti menulis surat ayahnya untuk belajar di rumah Sarah...
Tapi dijawaban yang paling mendekati benar ditulis dengan nama Irma (salah ketik?)


Salah soal seperti ini sangat berbahaya:
1. Anak kehabisan waktu untuk mengulang dan mengulang lagi untuk sesuatu yang tidak bermanfaat (karena tidak ada jawabannya).
2. Anak jadi kehabisan energi karena berkutat di soal yang membingungkan tapi tidak ada jawabannya.
3. Lebih parah lagi anak jadi rendah diri pada saat ujian, muncul stres tidak penting. Mereka merasa siap tapi ternyata mereka tidak bisa menjawab.
Padahal tidak ada jawabannya.
4. Lebih parah lagi, anak yang percaya diri, karena tahu soalnya banyak yang salah, ketika soalnya benar dan dia salah menjawab, dia menganggap soalnya yang salah.



Kesalahan fatal keduaa
MASIH ADA SOAL YANG MULTI INTERPRETASI
Salah satu tantangan untuk membuat soal multiple choice adalah membuat soal yang sulit tapi valid dan tidak multitafsir. Tipis perbedaaanya tapi hanya satu valid. Kalau ada dua yang bisa valid maka sangat menyesatkan.

Misalnya di try out bahasa Inggris ada soal
Anak menulis kartu ulang tahun pada ibunya, lalu pertanyaannya

Apakah anak ini:
a. Mencintai ibunya
b. Menghargai ibunya
c. Rindu ibunya..
dll.
Padahal semua jawaban di atas tidak bisa disalahkan, karena ada anak mengirim kartu karena cinta, kangen, dll.

Misalnya di UAN 2009 bidang science

Ada soal:
Untuk melindung burung kakak tua maka
a. menanam pohon potensial untuk sarang kakak tua
b. menakar dan dipelihara untuk koleksi
c. Menangkap dan dipeliharadi rumah
d. Memagari dan melindungi habitat kakak tua.
Jawab a datau d bisa diterima (sekalipun A mungkin jawabannya, tapi kalau pada jawabab D kata memagari konteksnya pagar yang tidak bisa dilewati manusia tapi atasnya tetap terbuka juga benar. Kalau kata yang dipili adalah mengurung (dalam sangkar raksasa bisa jadi D salah).

Dan masih banyak contoh lainnya.


Kesalahan fatal ketiga
FAIRNESS (kedilan soal)

Untuk menghindari kebocoran soal, soal UAN dibuat beberapa paket, katakanlah paket 1,2,3,4,5.
Idealnya setiap kode isinya soalnya sama tapi urutannya beda.
Tapi kenyataannya beberapa soal ada yang berbeda. Jadi tidak fair untuk anak-anak.
Misalnya :

9:3 dan 9:2 sama sama soal pembagian tapi tingkat kesulitannya beda.
Jadi tetap saja tidak adil jika ada soal yang berbeda.
Kalau urutannya diacak tidak masalah, tapi kalau beda tentu masalah.

Semoga saja orang tua yang peduli, pakar yang mengerti, pejabat yang berwenang, lebih berperan mengkoreksi ini.

Kalau insiden ini terjadi di UAN. maka bencana bagi anak-anak Indonesia.
Rasul saw. menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran” (HR Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar